Ingkar
Ingkar
Maafkan aku membencimu
Mungkin karena kebodohanku
Yang belum bisa memahami kenyataan
Yang belum bisa meletakkan tinta dalam
kertas yang berbeda
Aku tidak tahu sinar apa yang telah
merasuk kedalam pikiranku
Betapa lugunya aku yang menganggap itu
menjadi berharga
Yang menganggap itu sebuah kenangan yang
indah
Hingga ada rasa yang mengikat jiwaku
Betapa bodohnya aku
Yang masih memegang tinta yang sudah
tidak berwarna
Yang telah menjadi pecahan kertas yang
telah berakhir di tong sampah
Yang selalu aku anggap sebagai pengikat
hidupku
Dulu yang kita harapkan
Dulu yang kau tuliskan
Kini menjadi api untukmu
Yang selalu membunuhku
Disetiap hari
Sampai hari yang telah menunggu
Maafkan aku yang tidak bisa memaafkanmu
Bukan….
Aku selalu mencoba memaafkanmu
Tapi, aku tidak mampu
Karena goresan tintamu
Membuatmu tidak pernah bisa melihat surga yang telah kau
bangun
Komentar
Posting Komentar