Sinopsis Drama Anthology

Drama Stage - Anthology

sumber gambar : https://www.google.com/search?q=drama+anthology&safe=active&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwilmJTpzIThAhUQbysKHRw3ChEQ_AUIDigB&biw=1366&bih=608#imgrc=huHUT3wLdzRYkM:



Anthology merupakan salah satu episode dari Drama Stage yang ditayangkan di TvN pada pertengahan tahun 2018. Drama Stage sendiri digarap untuk memfasilitasi para penulis baru, sehingga disetiap episode akan berbeda juga dengan ceritanya. Kali ini yang menarik perhatianku adalah salah satu episode dari Drama Stage itu yaitu "Anthology" yang dibintangi oleh Jung Jae Won (One) yang memerankan sosok Jin Hyun dan Shin Eun Soo yang memerankan sosk Shin So Yi. Drama ini menceritakan tentang dua anak yang masih duduk dibangku sekolah dengan latar belakang broken home.

Cerita drama ini dimulai dengan seorang wanita yang mengajar bahasa inggris disuatu kelas yang dimana para muridnya sibuk dengan kegiatannya masing-masing dan tidak memperhatikannya saat mengajar. Sampai akhirnya dia merasa marah karena salah satu handphone muridnya berbunyi dan sianak langsung menjawabnya dikelas. Wanita itu langsung menghampiri muridnya tersebut dan mengambil handphone-nya. Si anak marah kepada wanita itu karena mengambil handphone-nya dan bilang bahwa tidak ada satupun anak yang memperhatikanya mengajar jadi janganlah sombong karena wanita itu adalah seorang guru. Kemudian wanita itu dipanggil direktur yayasan, kepala yayasan itu memerikan saran untuk sang wanita agar dia tidak kaku dalam mengajar dan memberikan beberapa candaan untuk muridnya. Kemudia dia pulang kerumahnya dan menemukan banyak sekali brosur dan kiriman paket makanan yang ternyata dari bibinya dari desa. Dia membuka paketan itu dan ternyata bibinya juga mengirimkan sebuah buku "Anthology" yang pernah dia buat sewaktu masih duduk dibangku sekolah bersama salah satu teman kelasnya. Kemudian dia mengingat kembali buku kenangan saat dia berumur 17 tahun.

Ceritanya dimulai dari pindahnya Shin So yi yang pindah dari Seoul ke desa tempat tinggal neneknya. Ibunya menikah lagi dengan laki-laki lain dan pamannya memutuskan untuk memawa So Yi tinggal bersama. So Yi yang terbiasa hidup dikota merasa tidak nyaman dan sebal karena harus hidup didesa. Malam hari setelah dia sampai didesa tersebut, dia menelpon Ibunya yang sedang ada di Amerika. Namun karena didesa, sehingga sinyalnya jelek. Dia pergi keluar untuk mencari sinyal dan sampailah dia di suatu ladang. Dia menelpon ibunya dan mengatakan bahwa dia ingin pulang namun sang ibu malah bertanya kenapa dia menelponnya malam-malam serta ada suara laki-laki dibelakang ibunya itu, lalu ibunya bilang bahwa dia akan menelpon So Yi balik. Saat dia berhenti menelpon dia melihat seorang anak laki-laki yang sedang membakar sebuah ladang lalu dia pergi.

Keesokan harinya ketika So Yi pergi kesekolah barunya, dia memperkenalkan dirinya dengan tidak baik, dia bilang kepada teman-teman barunya bahwa tidaklah perlu terlalu dekat dengannya karena dia akan pergi ke Amerika. Dia duduk dibangkunya dan melihat sosok anak laki-laki yang dilihatnya sedang membakar ladang tadi malam. So yi melihatnya dengan intens namun anak itu mengabaikan So Yi. saat waktu istirahat tiba, beberapa teman perempuan sekelas So Yi mulai mendekati So Yi, namun So Yi marah dan terlihat sombong, hingga salah satu teman barunya marah karena So Yi terlalu sombong. Pertengkaran mereka mereda setalah ada seorang guru yang masuk kekelas untuk memulai pelajaran yang baru. Pada pelajaran selanjutnya seorang guru memberikan tugas untuk membuat suatu buku anthology dan dikumpulkan secara kolektif kepada ketua kelas yaitu Jin hyun. Ternyata Jin Hyun merupakan siswa terpintar di sekolahnya dan selalu menempati peringkat pertama. Jin Hyun menunjuk So Yi untuk membantunya membuat buku Anthology. Namun So Yi tidak ingin melakukan itu sehingga dia marah ke Jin Hyun. Sedangkan itu salah satu cewek teman sekelasnya suka dengan Jin Hyun dan tidak suka So Yi yang bertugas membantu Jin Hyun.

Pagi harinya saat So Yi pergi ke sekolah, seorang temannya memanggilnya dan mengatakan bahwa dia tahu bahwa orang tuanya So Yi sudah bercerai dan membuang Soyi lalu ibunya telah menikah dengan orang Amrika keturunan kulit hitam. So Yi menanyakan kepada temannya itu alasan kenapa temannya itu mengganggunya dengan membicarakan hal tersebut, temannya bilang bahwa dia ingin So Yi tidak membantu Jin Hyun mengerjakan buku Anthologynya. So Yi kembali marah dan untuk membalas temannya tersebut, dia bilang ke Jin Hyun bahwa dia bersedia untuk membantunya mengerjakan buku Anthology. Siangnya So Yi diajak pergi berduel dan mereka akhirnya berduel sebuah ladang. So Yi kesal karena temannya itu selalu menyinggung tentang ibunya, sedangkan temannya kesal dan mengatakan kepada So Yi untuk tidak mendekati Jin Hyun. So Yi mengatakan bahwa dia tidak menyukai Jin Hyun, karena dia dapat dengan mudah mendapatkan tampang seperti Jin Hyun di Seoul. Tapi temannya berkelak bahwa dia menyukai Jin Hyun bukan karena tampangnya tetapi karena Jin Hyun dianggap suci. Akhirnya merekapun berduel dan pulang dengan badan yang penuh dengan lumpur. Setelah sampai dirumah So Yi bertanya kepada pamannya apakah memang didesa ini anak-anaknya jahat seperti itu. Pamannya bilang bahwa itu hanya tampilan luarnya saja aslinya mereka baik.

Pada waktu jam makan siang, Jin Hyun medekat kepada So Yi untuk membicarakan tentang konsep buku Anthology yang mereka kerjakan, namun mereka diganggu oleh teman-teman sekalasnya karena ingin berebut makanan yang diletakkan didepan meja So Yi. So Yi marah karena merasa diganggu dan bilang ke Jin Hyun bahwa dia tidak ingin membuat buku anthology itu. Kemudian pelajaran dialnjutkan dengan pelajaran olahraga, gurunya menuruh siswanya untuk bermain  dodgeball yaitu sebuah permainan dengan berpasang-pasangan dan apabila yang cewek terkena bola maka pasangan itu kalah, tetapi jika yang terkena yang cowok maka mereka dapat melanjutkan permainan. Jin Hyun dipasangkan dengan So Yi dan So yi tidak ingin bekerjasama dengan Jin Hyun, dia mengatakan bahwa dia tidak perlu perlindungan dari siapapun. Tapi pada akhirnya, Jin Hyun tetap melindungi So Yi. Malam harinya, So Yi masih memikirkan tentang reaksi Jin Hyun kepadanya yang menarik tangannya untuk menghindari bola.

Besok paginya, Jin Hyun mengumumkan didepan kelas bahwa untuk project buku anthologynya setiap anak harus menuliskan cita-cita mereka dan besok harus dikumpulkan kepada So Yi. Kemudian wali kelas datang dengan membawa rapor dan mengumumkan bahwa Jin Hyun merupakan peringkat pertama diseluruh sekolah. So Yi yang mendengar pengumuman tersebut langsung kaget karena ternyata Jin Hyun adalah anak paling pintar disekolahnya. Sepulang dari sekolah jin Hyun memberi tahu ayahnya bahwa dia mendapatkan juara satu kembali, tetapi ayaknya tidak peduli dengan hal tersebut, ayahnya berkata kepada Jin Hyun untuk tidak perlu terlalu berusaha untuk menjadi terbaik, karena dia tahu Jin Hyun tidak mempunyai tujuan hidup. Jin Hyun marah mendenger hal tersebut, dia merasa tidak dihargai lalu pergi keluar dengan sepedanya dan mengelilingi kota. Sedangkan So Yi masih mengharapkan bahwa ibunya akan menelponnya kembali namun ibunya tidak kunjung menelponnya juga. Saat dia ingin tidur, dia teringat tugas pembuatan anthology tersebut, dan dia memikirkan sesuatu yang kemungkinan tidak bisa dia tulis dalam tugas tersebut.

Saat pelajaran penelitian di ruang lab, So Yi dan Jin Hyun dalam satu tim untuk meneliti golongan darah masing-masing. Awalnya, So Yi ingin menjadi relawan yang memberikan darahnya untuk dites, namun dia tidak berani menggunakan pen lancet lalu Jin Hyun meminta alat tersebut dan mengetes untuk dirinya sendiri. Saat di tes golongan darah Jin Hyun adalah AB, lalu tiba-tiba datang seorang teman yang datang yang menyebarkan rumor bahwa dilaboratorium tempat mereka belajar ada hantunya. Dan So Yi mempunyai ide untuk memasukan cerita itu dalam Anthologynya. Malam harinya mereka pergi ke laboratorium itu kembali dan bersembunyi dibalik lemari. So Yi berkata bahwa dia tidak percaya tentang akan adanya hantu dan dia juga menanyakan kepada Jin Hyun kenapa dia membakar ladang itu, dia menganggap bahwa dia telah membohongi teman-temannya dan  kenapa dia bisa menjadi siswa terpandai disekolahnya, dengan itu dia bisa memilih universitas sesuka dia. Jin Hyun hanya tersenyum atas pertanyaan So Yi tersebut,kemudian berbalik bertanya kepada So Yi, pasti dia akan kuliah di Amerika dan So Yi menjawab bahwa dia belum tentu juga akan kuliah di Amerika. Kemudian So Yi ingat bahwa Jin Hyun belum menentukan apa cita-citanya yang akan ditulis di Anthology. So Yi beranggapan bahwa Jin Hyun bisa menuliskan cita-citanya sebagai dokter, jaksa, atau hakim. Tapi Jin Hyun belum menuliskannya, sedangkan dia tidak tahu apa impiannya, saat akan tidur yang dia pikirkan hanyalah ingin tidur dan tidak bangun keesokan harinya, tapi itu tidak bisa dia tuliskan dalam anthologynya kan, dia menganggap bahwa dirinya terlalu menyedihkan. Jin Hyun malah bertanya tentang impian masa kecil So Yi, tapi So Yi hanya diam. Jin Hyun menambahkan bahwa saat dia melihat So Yi pertama kali, Jin Hyun merasa tahu apa yang So Yi rasakan saat itu. So Yi berkata bahwa Jin Hyun hanya bercanda,tapi Jin Hyun menjawab bahwa dia berkata bahwa dida tidak berbohong, makanya dia bisa berbicara jujur dengan hanya dengan So Yi. Dan secara tidak langsung Jin Hyun bilang bahwa orang tuanya bukanlah orang tua kandung. Tiba-tiba terdengar suara wanita yang menuju ruang laboratorium tersebut. Ternyata suara perempuan dan yang dirumorkan hantu tersebut ada lah seorang guru wanita dan juga paman So Yi yang sedang pacaran.

Setelah itu mereka pulang, sampainya dirumah So Yi bertanya kepada pamannya tentang apa yang mereka lakukan disekolah waktu itu, pamannya menjawab bahwa dia hanya bertugas mematikan lampu sekolah dan membawa senter. Sebenarnya guru itu dan pamannya pacaran tetapi pamannya tidak percaya diri untuk menikahi guru tersebut karena dia merasa belum bisa menjadi pria yang berguna untuk guru itu. Sedangkan dilain sisi saat Jin Hyun pulang kerumah, kedua orang tuanya bertengkar, sang istri bilang kepada suaminya bahwa dia tidak bisa merawat Jin Hyun lagi dan meminta suaminya untuk mengembalikan Jin Hyun kepada ibunya. Mendengar hal itu, Jin Hyun langsung pergi mengelilingi desa dengan sepedanya lagi dan menjatuhkan diri diladang dekat desanya itu.  Kembali ke cerita So Yi, So Yi menanyakan tentang keadaan orang tua Jin Hyun kepada pamannya. Pamannya bilang bahwa mereka baru menikah beberapa tahun yang lalu dan dikalangan tetangga, mereka merupakan keluarga yang baik. So Yi merasa lega mendengar jawaban pamannya. Lalu pamannya bertanya kepada So Yi apakah dia jatuh cinta pada Jin Hyun, So Yi menjawab dia tidak jatuh cinta padanya. Dia bertanya lagi kepada pamannya mau bagaiamanapun cinta pertama itu hanya permainan kata saja atau sesuatu yang sangat berkesan atau yang paling kuat dirasakan? Pamannya hanya menjawab dengan senyuman bahwa cinta pertama itu " ya yang pertama kali". So Yi masih bertanya kepada pamannya apakah laki-laki tidak bisa melupakan cinta pertamanya, pamannya menjawab "entahlah" lalu dia balik bertanya paakah perempuan bisa meyakini cinta pertamanya. So Yi menjawab dia tidak tahu karena ini merupakan pengalaman pertamanya untuk mencintai seseorang.

Besok harinya saat pulang sekolah, So Yi dan Jin Hyun pulang bersama dan dia membacakan beberapa impian dari teman-temannya. Ada yang ingin menjadi pembasket dan meminum obat peninggi badan. So Yi pun tak lupa menanyakan tentang Jin hyun yang sampai saat itu juga belum menulis impiannya. Dan So Yi pun juga belum menulis impiannya, dia berkata bahwa jika dia menuliskan mati sebagai impiannya, mungkin teman-teman sekelasnya akan shock . Jin Hyun menambahkan bahwa jika dia menuliskan hal itu itu juga akan membuatnya shock. Lalu So Yi mengomentari cara bersepeda Jin Hyun yang berkelok-kelok. Jin Hyun menjawab bahwa bersepeda lurus itu sangat mudah, yang susah adalah yang berkelok-kelok seperti apa yang dia lakukan. Jin Hyun manawari So Yi untuk menaiki sepedanya, So Yi tidak ingin menaikinya karena dia tidak bisa menaiki sepeda. So Yi bilang bahwa ada tiga golongan orang yang tidak bisa naik sepeda yaitu yang pertama adalah orang yang tidak mempunyai ayah, kedua adalah ayah yang sibuk dan yang ketiga adalah ayah yang selingkuh. Jin Hyun hanya terdiam mendengar jawaban So Yi. So Yi menambahkan "menyedihkan bukan?" lalu Jin Hyun menjawab bahwa impiannya juga sulit untuk dituliskan.
Keesokan harinya disebuah gereja, Jin Hyun berdiri disamping pendeta dan So Yi melihatnya dari kejauhan.

Saat masuk sekolah lagi, Jin Hyun mengumumkan kepada teman-temannya untuk melakukan rolling paper (semacam memberikan pesan dan kesan atas impian teman satu dengan teman yang lainnya). Saat melihat kertas impian milik Jin Hyun, So yi terdiam dan memikirkan sesuatu yang harus dia tulis dengan hati-hati, begitupan dengan Jin Hyun terhadap kertas impian So Yi. Selanjutnya Jin Hyun dan So Yi berkerjasama untuk menyusun dan menghias kertas-kertas impian tersebut menjadi sebuah buku. Saat menyusun kertas-kertas tersebut, So Yi melihat kertas impiannya dan Jin Hyun hanya menuliskan sebuah titik sedangkan So Yi mendoakan agar impian Jin Hyun dapat tercapai. So Yi protes atas komentar titiknya Jin Hyun. Jin Hyun beralasan bahwa apa yang sudah ditulis tidak bisa dirubah lagi.

Keesokan paginya, ada guru tim disipin yang sudah berdiri didepan gerbang sekolah untuk mendisipinkan murid-murid yang melanggar aturan sekolah. Saat itu So Yi belum memakai seragam sekolah tersebut, sia masih menggunakan seragam sekolah dari Seoulnya. Gurunya berkata bahwa dia harus menggunakan seragam sekolah resmi, namun So Yi menjawab bahwa dia hanya sebentar saja sekolah ditempat tersebut dan dia akan segera pindah. Tetapi guru tersebut tidak menerima jawaban So Yi, dia beranggapan bahwa sekolah harus tertib dan dia bertugas untuk menertibkan murid-muridnya. Jin Hyun yang melihat hal tersebut berusaha untuk membela So Yi, namun guru tersebut tidak bisa menerima pembelaan Jin Hyun. Kemudian guru tersebut meninta So Yi untuk mengangkat tangannya tetapi SO Yi malah melotot kepada guru tersebut hingga akhirnya guru tersebut bilang bahwa dia adalah teman SMP ibunya dan bilang bahwa sejah awal ibunya telah berniat untuk membuangnya kedesa tersebut lalu menikah di Amerika. Guru tersebut juga menambahkan bahwa seharusnya So Yi sudah bisa merawat dirinya sendiri dan tidak perlu ke Amerika. Lalu So Yi menjawab bahwa dia tidak ingin sekolah kembali, dia bilang bahwa sekolah ini sampah dan terlalu kotor untuknya.So Yi lalu pergi meninggalkan guru tersebut dan dikejar oleh Jin Hyun. Jin Hyun berusaha untuk menenangkan So Yi, tetapi So Yi dengan tegas mengatakan kepada Jin Hyun untuk tidak mengikutinya dan dia akan membunuh Jin Hyun jika dia melakukan itu. Jin Hyun mengajak So Yi untuk pergi kembali kesekolah karena dia merasa bahwa So Yi tidak bersalah sehingga dia tidak perlu lari meninggalkan sekolah. So Yi menjawab kepada Jin Hyun untuk tidak sok tahu dan menyuruhnya untuk pergi, dia menambahkan bahwa kata-kata guru itu benar, ibunya memang membuangnya kedesa tersebut. Dia selalu bilang bahwa dia akan segera pergi dari sekolah tersebut dan ke Amerika adalah bohong. Dia memang orang yang seperti itu. JIn Hyun menjawab untuk tidak menghina dirinya sendiri dan menyarakan untuk tidak membenci ibunya. Namun, So Yi malah menganggap bahwa Jin Hyun sok baik terhadapnya, dia menambahkan bahwa jika ada seseorang yang tak diinginkan untuk menghiburnya dan orang tersebut adalah Jin Hyun, jadi dia meminta untuk tidak mengikuti dia pergi.

Sepulang dari sekolah tersebut, So Yi mengurung diri dikamarnya. Pamannya datang untuk memberikan seragam yang telah dia beli untuk So Yi. So Yi yang melihat seragam itu langsung membuangnya. Dia menanyakan kepada pamannya apakah pamannya bilang kepada ibunya bahwa dia akan tinggal didesa tersebut, lalu pamannya menjawab bahwa dia sudah menelpon ibunya. Namun sebelum paman So Yi menjawab mengatakan apa yang dibicarakan olehnya dan ibunya So Yi, neneknya datang dan bilang bahwa hal ini juga menyakitkan bagi ibu So Yi. Tetapi, So Yi masih bersikukuh bahwa Ibunya membuangnya kedesa tersebut agar tidak menjadi penghalang hidup ibunya. Lalu pamannya menjawab bahwa dialah yang meminta untuk merawat So Yi. So Yi protes atas apa yang dikatakan oleh pamannya, karena dia menganggap bahwa pamannya bukan siapa-siapa. Kemudian pamannya menambhakan bahwa pembuluh darah betis ibunya So Yi pecah dia menyembunyikannya dan tetap bekerja selama sepuluh tahun terakhir dan menurutnya tidak akan ada waktu untuk dapat duduk bagi salesmall seperti ibunya So Yi tersebut, pamannya hanya berharap bahwa ibunya So Yi dapat hidup dengan baik. Bagaimanapun, So Yi tetap protes atas kata-kata pamannya yang menginginkan ibunya hidup nyaman dan tidak memikirkan tentang So Yi yang ingin tinggal bersama ibunya. Lalu neneknya pun menjawab bahwa, nenek tahu akan perasaan So Yi dan perasaan bagaimana perasaan ibu terhadap anaknya dan meminta So Yi untuk menunggunya beberapa waktu lagi dan bilang bahwa semua akan baik-baik saja dan meminta So Yi untuk mengasihi ibunya. So Yi masih tetap protes bahwa neneknya lebih memintingkan anaknya daripada cucunya. Lalu So Yi menutup pintu kamarnya dan menangis. Sedangkan itu dibalik pintu nenenknya menangis dan bilang bahwa So Yi tidak mengerti betapa ibunya menyayanginya.

Malam harinya, So Yi berencana untuk kabur dari rumah, tidak lupa dia membawa satu kambing warna putih milik pamannya. Paginya, nenek So Yi teriak dan memanggil paman So Yi untuk segera mencari So Yi karena So Yi tidak ada dikamarnya. Pamannya berkeliling mencari So Yi. Jin Hyun yang melihat paman So Yi ikut membantu mencari SoYi. Akhirnya Jin Hyun menemukan So Yi berteduh dibawah pohon dengan kambingnya, Jin Hyun mendekati So Yi, dia marah kepada So Yi karena dia memakaikan jas hujannya kepada kambingnya alih alih dia pakai sendiri dan mengajaknya pulang. Tapi So Yi tidak ingin pulang dan menyuruh Jin Hyun untuk pulang sendiri. Dia bilang akan ke Amerika untuk menanyai ibunya dan membuat kekacauan disana, dia tidak akan diam saja mengenai hal itu. Jin Hyun lalu bertanya kepada So Yi bahwa apakah setelah melakukan itu hatinya akan tenang dan bilang bahwa jika dia kabur dan marah seperti ini hanya akan memastikan bahwa dia pantas untuk dibuang. So Yi tidak terima dengan kata-kata Jin Hyun dan bilang bahwa dia Jin Hyun tidak tahu apa-apa. Jin Hyun memastikan apakah benar So Yi menganggap Jin Hyun tidak tahu apa-apa tentang perasaanya. So Yi mengiyakan pertanyaanya dan bilang bahwa Jin Hyun  tidak tahu apa-apa tentang dirinya, So Yi menambahkan bahwa Jin Hyun akan bilang bahwa orang tuanya yang sekarang memang bukan orang tua kandungnya dan dia akan membakar ladang karena sedih akan kenyataan tersebut dan bilang bahwa "kau dan aku sama  jadi bukan hanya kamu yang tidak beruntung". So Yi meminta Jin Hyun tidak bercanda dan bilang bahwa karena Jin Hyun hanya tak beruntung sedikit jangan berpikir untuk tahu rasa sakitnya So Yi, itu merupakan pernyataan sombong untuk So Yi. Kemudian Jin Hyun berkata bahwa So Yi benar dan meminta maaf akan hal tersebut. Jin Hyun juga menambahkan bahwa sejak pertama dia melihat So Yi, dia berpikir bahwa So Yi adalah orang yang sama denganya. Selama ini dia berpikir bahwa dialah orang yang paling tidak beruntung didunia dia selalu berusaha untuk menyembunyikannya, sesuatu yang seharusnya tidak dilahirkan adalah dia. Jin Hyun bilang jika pada saat dia berumur tujuh tahun dia pernah mencari ibunya hanya dengan berbekal alamat, pamannya memasukan namanya kedalam keluarga pamannya dan ibunya telah memiliki keluarga yang baru. Waktu itu ibunya bilang kedia untuk menganggap ibunya telah tiada. Sejak hari itu Jin Hyun telah membunuh ibunya didalam hatinya dan dia telah memutuskan untuk tidak menaruh hati pada siapapun dan tidak percaya akan adanyasebuah cinta antara manusia satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu dia memutuskan untuk menjadi pendeta. So Yi pun meminta maaf kepada Jin Hyun karena telah berkata tidak baik kepada Jin Hyun. Jin Hyunpun akhirnya memeluk So Yi untuk menenangkan So Yi. Dalam pelukan Jin Hyun, So Yi bilang bahwa impian waktu kecilnya adalah menjadi pelanngi karena saat itu dia berpikir bisa benar-benar menjadi pelangi. Jin Hyun meyakinkan bahwa dia bisa menjadi pelangi itu. Akhirnya So Yi pulang kerumah neneknya kembali dan meminta maaf kepada neneknya. Dan malam harinya Jin Hyun menelpon So Yi dan So Yi merasa senang karena Jin Hyun menelponnya.

Keesokan paginya So Yi memutuskan untuk pergi ke sekolah lagi, namun teman-temannya heran karena sampai waktu pembelajaran dimulai Jin Hyun juga belum hadir. Temannya beranggapan bahwa Jin Hyun akan bolos, tetapi Jin Hyun belum pernah bolos apalagi telat masuk sekolah. Kemudian ada salah satu temannya yang datang dan memberitahu bahwa keluarga Jin Hyun telah kabur tadi malam karena telah membawa kabur uang investasi tentangganya. So Yi langsung pergi kerumah Jin Hyun dan melihat keadaan rumah Jin Hyun. Disana telah banyak orang yang mencari keluarga Jin Hyun untuk meminta uangnya kembali. So Yi shock  melihat keadaan tersebut lalu memutuskan untuk pulang kerumah. Sampai dirumah ternyaata ibu So Yi telah menunggu So Yi, So Yi yang melihat ibunya langsung menangis dan ibunya langsung memeluknya.  Malam harinya,  So Yi menanyakan langsung kepada ibunya apakah ibunya benar-benar berniat membuang So Yi, ibunya menjawab bahwa ibunya masih bisa masih bisa hidup tanpa kimchi tetapi dia tidak bisa hidup tanpa So Yi dan Ibunya meminta maaf kepadanya dan memeluknya. Keesokan harinya dan masih pagi-pagi buta, So Yi pergi kesekolahnya dan berharap bahwa Jin Hyun akan kembali kesekolahnya, namun harapannya nihil. Dia tidak bisa menemukan Jin Hyun sedangkan hari itu juga So Yi harus pergi ke Amerika sehingga dia tidak bisa bertemu lagi dengan Jin Hyun.

Sekarang setelah beberapa tahun kemudian, buku Anthology itu ada didepan mata So Yi. Dia membuka lembar perlembah buku itu dan melihat tulisan teman-temannya termasuk bagian impiannya dan menemukan bahwa ternyata Jin Hyun menuliskan kata " Kau adalah pelangiku, aku bukannya tidak menyukaimu, aku menyukaimu".
Kemudian saat So Yi mengajar dikelas, seperti biasa murid-muridnya tidak ada yang memperhatikannya. Diapun meminta kepada murid-muridnya untuk memperhatikannya sebentar dan berkata bahwa dia meminta maaf kepada murid-muridnya dan berkata jujur bahwa dia telah merendahkan murid-muridnya, namun dia berkata jujur bahwa dialah yang bodoh dalam belajar dan bilang bahwa ada murid yang sangat menyakiti hatinya, tetapi ternyata sebenarnya dia dulu lebih parah dari murid tersebut dan meminta maaf langsung didepan kelas kepada muridnya tersebut karena dia tidak bisa intropeksi diri. Dia bilang bahwa dia lulusan universitas yang tidak jelas di Amerika sehingga dia susah mencari kerja, oleh karena itu dia kembali ke Korea. Menjadi guru merupakan pekerjaannya untuk mendapatkan uang tetapi dia ingin membatu murid-muridnya walau hanya sedikit dan oleh karena itu dia memohon untuk memperhatikannya saat mengajar. Dia memaklumi jika nilai-nilai murdnya tidak naik satu poinpun, tapi dia memohon lagi agar memperhatikannya ketida didepan kelas. So Yi bilang bahwa sebenarnya impiannya adalah ingin lulus dari Harvard, bertemu seseorang seperti Brad pitt dan tinggal di Beverly Hill tatapi kenyataannya dia sekarang menjadi gulu les disebuah akademi swasta Korea, single dan tinggal di apartement sempit. Meskipun begitu, dia meminta murid-muridnya untuk bermimpi karena bermimpi tidak membutuhkan uang..

"Hidup itu tidak semudah yang kau pikirkan, itu berlubang dan penuh dengan rintangan, Jika diriku yang saat 17 tahun, melihat hidupku yang sekarang. Dia pasti akan tenang.  Dulunya aku pernah menganggap hidupku saat umur 17 tahun adalah hidupku yang paling kelam, Tapi dimusim semi itu anak itu menjadi pelangi hidupku. Kalau aku bisa memutar waktu, akan kukatakan pada diriku yang sekarang  bahwa hidupku itu tidak terlalu buruk, tidak buruk sama sekali"  Shin So Yi

Itulah sinopsis Drama Stage- Anthology yang bisa aku tulis dengan versiku sendiri. Sebenarnya juga aku menulis ini juga untuk melatih kemampuan menulisku, karena aku ingin menulis sesuatu yang lebih besar esok hari. Drama ini aku rekomendasikan kepada anak Broken home . Dari drama ini kita kita bisa merasakan bagaimana perasaan seorang anak yang broken home dan ternyata memang jika bertemu dengan sesamanya akan lebih nyaman. Kita dapat merasakan bahwa bukan hanya kita yang mengalami hal tersebut, masih banyak anak diluar sana yang juga mengalami kasus yang sama. Kita hanya perlu menguatkan satu salam yang lain. Dari drama ini didapatkan sudut pandang bagaimana cara memberontak emosi dengan baik. Kasus Jin Hyun yang secara dewasa lebih banyak bisa menerima keadaannya dan lebih positif dalam menyalurkan emosinya dengan bersepeda dan mengukir prestasi disekolah (jadi kecuali yang bakar ladang ya). Memang tidak aku pungkiri bahwa emosi yang meledak karena merasa diabaikan, kurang kasih sayang akan membuat si anak broken home akan menuntut lebih banyak perhatian dan menyalahkan orang tuanya. Tapi jika kau membuat kekacauan dengan marah, candu obat-obatan dan menyalahkan keadaaan atas apa yang terjadi terhadap dirimu, itu hanya akan menyakiti dirimu sendiri dan membuat kamu memang pantas untuk dibuang. Coba sikapi hal tersebut lebih positif dan ukir prestasi, tunjukan bahwa kamu memang tidak pantas untuk diabaikan, kamu pantas untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian orang-orang disekitarmu, terutama orang tuamu. Buatlah mereka menyesal karena telah meninggalkanmu. Satu lagi yang mungkin perlu diketahui bahwa, ada lebih banyak orang yang memberikan kasih sayangnya kepadamu seperti kakek, nenek, keluarga besar lainnya dan teman-temanmu. Untukmu yang  broken home, tunjukan bahwa kamu memang berharga dan tunjukan bahwa ada juga orang tua yang baik, memberikan kasih sayang yang terbaik, menuntun anaknya menjadi anak yang baik dan jadi panutan anak-anak kedepannya,dan orang tua itu adalah kamu. Semangatt!!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perang Teluk II

sepotong kasih sayang orangtua

Pelarian dan pelampiasan?